Browsing by Subject
Showing results 1865 to 1884 of 7645
< previous
next >
- File Dokumen, Metode Cosine, Metode Jacard. 1
- File Gambar 2
- File Teks 1
- File, 1
- Film Animasi 1
- Film animasi 2
- FILM ANIMASI 3D PUTRI HIJAU THE LEGEND OF ARU KINGDOM 1
- Film animasi, 1
- Film Dokumenter, Editing Non-Linear, The Bunker 1
- Film Fiksi Drama Keluarga, Dynamic Character, Saudara Sedarah 1
- Film Fiksi, Penyutradaraan Penceritaan Terbatas, Saudara Sedarah 1
- Film Kartun 2
- Film ORA ELOK diangkat berdasarkan mitos yang berkembang di Indonesia tentang pantangan memukul sendok ke piring saat hendak makan. Apabila piring kaca itu dipukul dengan sendok maka akan memanggil makhluk gaib. Dalam sebuah film, teknik videografi sangat diperlukan dalam memvisualisasikan setiap adegan yang terdapat dalam naskah. Kamera sangat dimungkinkan untuk bergerak bebas sesuai dengan tuntutan adegan. Pergerakan kamera (Camera Movement) tentu mempengaruhi sudut, kemiringan, tinggian serta jarak yang selalu berubah-ubah. Teori pergerakan kamera ini akan diambil dari buku yang berjudul Memahami Film karya Himawan Pratista. Pergerakan kamera (Camera Movement) dalam Buku Memahami Film pengelompokkannya menjadi lima jenis yaitu teknik pan, tilt, roll, tracking dan crane shot. Akan tetapi pada penciptaan film ORA ELOK hanya menggunakan dua teknik saja, yaitu teknik pan dan tilt yang bertujuan untuk menggambarkan kesan emosional tokoh, mitos, dan horor. Selain teknik Camera Movement, teknik Dutch Angle juga akan diterapkan dalam film ORA ELOK sebagai unsur pendukung yang bertujuan untuk menggambarkan kesan horror. Penulis menggunakan kedua teknik tersebut agar visual pada film ORA ELOK lebih bermakna dan terkesan hidup agar penonton dapat merasakan pengalaman yang nyata atau dapat menjiwai melalui visual film yang telah disajikan. Kata kunci : Videografi, Camera Movement, Dutch Angle 1
- Film ORA ELOK merupakan film yang menceritakan tentang sebuah mitos memukul-mukul piring kaca menggunakan sendok dan garpu besi. Ketertarikan dalam pembuatan film ini berdasarkan padangan dari penulis mengenai sebuah mitos yang ada dikehidupan sehari-hari yang kemudian ingin diciptakan kedalam sebuah film. Film ini terwujud kedalam sebuah genre drama horor yang dikonsep menggunakan teknik penyutradaraan dengan pendekatan ekspresionisme. Pendekatan ini digunakan karena genre horor merupakan sebuah genre yang mempresentasikan ketakutan, kegelisahan dan juga emosi. Konsep penyutradaraan dengan pendekatan ekspresionisme memiliki banyak tantangan dikarenakan harus merealisasikan kehidupan tokoh utama kedalam sebuah cerita yang nantinya dapat diterima oleh penonton.Perencanaan praproduksi yang matang adalah salah satu kunci keberhasilan dalam penciptaan film ORA ELOK. Film ORA ELOK mampu menggambarkan kondisi pandangan sosial masyarakat terhadap sebuah mitos yang ada. Pengkarya beranggapan bahwa penyutradaraan dengan konsep ekspresionisme perlu dikembangkan perwujudannya dengan memperhatikan pola alur penceritaan, gaya mise en scene serta vafiasi sinematografi yang ada. Kata kunci : Film, Penyutradaraan, Ekspresionisme 1
- Film pendek ini berjudul “Dari Hati” yang menggambarkan perasaan Cia kepada tukang catering. Cia yang hanya mengenal sang tukang catering lewat pesan-pesan yang ia kirimkan mendadak jatuh cinta, padahal mereka berdua belum pernah bertemu maupun bertatap muka. Dalam memvisualisasikan film “Dari Hati”, penulis menggunakan subjective camera angle yakni kamera subjektif yang membuat perekaman film dari titik pandang seseorang. Penonton berpartisipasi dalam peristiwa yang disaksikannya. Subjek dalam layar dapat berinteraksi dengan kamera sehingga memberikan kesan kedekatan antara subjek dan penonton melalui hubungan tatap menatap. Kata kunci: Sinematografi, Subjective camera angle, Covid-19 1
- Film “Asmaraloka” bercerita tentang pernikahan dini yang divisualkan dari buku Joseph V. Mascelli A.S.C berjudul “Five C’s of Cinematography” menggunakan head room composition untuk mengatur ruang antara bagian atas kepala dan bagian atas frame layar agar komposisi terlihat bagus dan tidak ada bagian yang terpotong atau nanggung (Joseph. V. Mascelli, 2010). Headroom composition juga dapat berfungsi sebagai acuan cropping dalam menentukan aspect ratio film. Dimana aspect ratio ini dipilih sesuai dengan konsep visual yang ingin ditampilkan. Aspect ratio digambarkan dengan bilangan sekian digit di belakang koma berbanding satu, misalnya 1,5:1 atau 1,33:1 (Yanti Lesmana, 2017). Kata kunci: sinematografi, headroom composition, pernikahan, ta’aruf 1
- Film “Kujana” bergenre horor supranatural yang visualnya berfokus pada suasana mencekam dan keadaan genting serta mara bahaya yang menyelimuti sekeliling rumah. Pada film Kujana akan menggunakan teknik komposisi Rule of Third dimana kamera akan bergerak secara dinamis dengan beberapa angle mengikuti setiap pergerakan aktor. Unsur pencahayaannya akan mengadopsi warna – warna keras seperti warna orange, hijau dan kuning sebagai elemen pendukung untuk menciptakan atmosfir horor. Pemilihan metode penciptaan harus mampu menerapkan semua elemen diatas, oleh karena itu, penulis memilih Rule of Third berdasarkan rujuan dari buku “The Five C’s of Cinematografhy” karya Joseph V. Mascelli A.S.C dan buku “Remarks on Rural Scenery” yang ditulis oleh John Thomas Smith. Kata kunci: Sinematografi, Rule of Third 1
- Film “Ora Elok” merupakan film fiksi bergenre drama horor yang menceritakan sebuah mitos tentang pantangan memukul piring kaca menggunakan sendok dan garpu besi. Dalam penciptaan karya ini membahas tentang penerapan ritme editing yang digunakan di beberapa scene dalam film. Ritme editing sendiri merupakan teknik penyusunan gambar yang memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya, mulai dari mengatur durasi shot, serta penataan dan penyusunan shot sehingga terbentuk irama yang dapat menyelaraskan emosi dari cerita film kepada penonton. Konsep penciptaan karya ini ditekankan pada penerapan ritme editing yang menggunakan teori dari Karen Pearlman. Hal dapat dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu timing dan pacing. Pada film “Ora Elok” lebih banyak menggunakan pacing lambat, dilakukan penahanan shot di beberapa scene agar dapat mereprensatikan struktur dramatik dan unsur dramatik yang dirasakan oleh tokoh karakter utama. Teori struktur dramatik Bertolt Brecht dan juga unsur dramatik H. Misbach Biran yang digunakan dalam penciptaan karya ini sebagai konsep cerita maupun dari segi editing sehingga menjadi kunci keberhasilan dalam penciptaan film “Ora Elok”. Kata Kunci : Film, Ritme Editing, Struktur Dramatik 1
- Film, Kanvas Terakhir, Plot Twist, Pengembangan Karakter 1
- Film, Komposisi Dinamis , Kanvas , 1