Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.potensi-utama.ac.id/jspui/jspui/handle/123456789/5610
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorRosnelly, Rika-
dc.date.accessioned2023-04-27T04:01:41Z-
dc.date.available2023-04-27T04:01:41Z-
dc.date.issued2021-04-25-
dc.identifier.issn2548-8368-
dc.identifier.urihttp://repository.potensi-utama.ac.id/jspui/jspui/handle/123456789/5610-
dc.descriptionSalah satu faktor yang menyebabkan semakin meningkatnya jumlah penderita autisme adalah kurangnya pengetahuan dari orang tua dan kurangnya jumlah tenaga ahli yang bisa dijadikan rujukan dan membantu mendiagnosis gejala autisme. Untuk mengatasi kekurangan tenaga ahli dapat dilakukan dengan membuat sistem pakar. Sistem pakar dapat menggantikan tenaga ahli melakukan diagnosis sederhana gejala awal autisme pada anak Penelitian yang dilakukan oleh [1] .“Diagnosa Gangguan Autisme Pada Anak Berbasis Perangkat Bergerak Android” untuk mendeteksi autisme secara dini sehingga khususnya para masyarakat awam dan para orang tua akan adanya gangguan autism pada anak , sehingga informasi tersebut dapat ditindak lanjuti lebih dini. Dengan Deteksi dini gangguan autism pada anak, maka dapat dilakukan penanganan yang tepat dan intensif, sehingga anak dapat berkembang dan tumbuh dengan baik. Tindak lanjut tersebut sebagai upaya untuk pengetahuan masyarakat awam/ orang tua agar lebih lebih tahu, lebih cermat, perhatian dan waspada terhadap tumbuh kembang anak. [2][3].Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering kita kenal sebagai autisme, adalah sebuah kelainan pada sistem saraf yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Seringkali orangtua terlambat menyadari bahwa anaknya menderita autis. Hal ini biasa disebabkan karena sedikitnya pengetahuan dan informasi tentang autism [4][5] Dampak dari autisme berbeda-beda pada setiap tahap perkembangan, dampak autism sebelum masa sekolah yaitu tantrum (ledakan emosi), telat berbicara, kurangnya kontak mata dan senyum sosial, lebih suka menyendiri dan tidak mampu memahami aturan. Setelah memasuki usia sekolah perilaku menarik diri akan berkurang, namun tetap tidak sulit untuk bersosialisasi dengan anak sebayanya dan tidak dapat berempati, terjadi hambatan perkembangan bahasa, dan performa yang tidak seimbang dalam tugas-tugas kognitif[6][7].Salah satu karakteristik anak autis adalah memiliki hambatan dalam rentang perhatian, yang berdampak pada proses pembelajaran. Anak autis memerlukan metode belajar yang sesuai dengan karakteristiknya, agar dapat membantu proses belajarnya [8][9] Sistem pakar adalah pengembangan kecerdasan buatan dalam bentuk aplikasi praktis[10] .Dalam penelitian lain, dijelaskan bahwa Sistem Pakar adalah salah satu metode yang terdapat dalam kecerdasan buatan yang digunakan untuk mendiagnosis kesalahan sistem dan sebagai pemecahan masalah[11]. Pendapat lain yang menunjukkan bahwa Sistem Pakar adalah hasil dari pengetahuan dan prosedur pencarian [12]. Sistem pakar secara umum adalah sistem yang berusaha yang mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar computer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar dikatakan sistem mengadopsikan cara kerja atau pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan masalah seperti seorang pakar [13]en_US
dc.description.abstractPenelitian ini membahas tentang perancangan sebuah system yang khusus menangani masalah penyakit autis pada anak. Autisme adalah salah satu perilaku yang terjadi kepada seseorang khususnya seorang anak yang menyebabkan sulit berinteraksi sosial. Sistem pakar adalah sebuah system yang merepresentasikan kemampuan seorang pakar ke dalam sebuah mesinDimana pada penelitian ini membahas bagaimana menganalisis 2 metode pada system pakar yaitu Certainty Factor dan Teorema bayes untuk diagnosa penyakit autis pada anak yang bertujuan untuk menentukan metode mana yang paling tepat dan baik untuk digunakan atau diimplementasikan kedalam sebuah aplikasi. yang akan berguna nantinya dalam menentukan kategori anak autisme.Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis didapatkan gambaran sederhana analisis perbandingan metode Certainty Factor dan Teorema Bayes dimana metode Certainty Factor memiliki akurasi perhitungan di atas 90%.en_US
dc.publisherJURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMAen_US
dc.relation.ispartofseriesVolume 5, Nomor 2;583-589-
dc.subjectAutisme; Metode Certainty Factor; Metode Teorema Bayesen_US
dc.titleAnalisis Perbandingan Metode Certainty Factor dan Teorema Bayes untuk Mendiagnosa Penyakit Autis Pada Anaken_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:A Paper

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
8. Analisis Perbandingan Metode Certainty Factor dan Teorema Bayes-April 2021.pdf470.8 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.